Pedoman Penulisan Fonetik Bahasa Aceh

Penulisan fonetik dalam bahasa Aceh terbagi menjadi vokal, vokal sengau, diftong, dan konsonan.

Kegigihan Sang Teuku Umar dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Bagi penggemar sejarah tentu anda akan tertarik untuk membaca buku ini, sebagaimana buku ini mengisahkan tentang berbagai peristiwa panglima aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan...

Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh

Harian Serambi Indonesia edisi, Jumat 16 Desember 2022 merilis berita dengan judul Mulai Dari Pemanfaatan Pangan Lokal Hingga Makna ‘Rateb Doda Idi’

Hermeneutika dan Positivisme Logis

Filsafat telah membawa perubahan yang begitu penting dalam dunia pendidikan.

Resensi Buku: Kegigihan Sang Teuku Umar dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

 


Identitas Buku


Judul   : Teuku Umar Leadership
Penulis : Zainal Putra dan Jasman J. Ma’ruf
Penerbit   : Kencana
Tahun terbi  : 2022
Tebal halaman  : 254 halaman
Ukuran buku   : 15.5 x 23 cm
ISBN : 978-623-384-183-2
Harga   : Rp100.000


Bagi penggemar sejarah tentu anda akan tertarik untuk membaca buku ini, sebagaimana buku ini mengisahkan tentang berbagai peristiwa panglima aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan, khususnya tentang Teuku Umar. Tidak hanya itu, banyak sejarah aceh lainnya yang dibahas dalam buku ini, mulai dari masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam, raja-raja kerajaan Aceh Darussalam dan juga ada sejarah meletusnya perang padre di Minangkabau.

Gambar 1. Tangkapan layar resensi buku Teuku Umar yang diulas pada Youtube. 

Buku ini merupakan sebuah pembelajaran dari seorang panglima perang Aceh dan mendeskripsikan nilai-nilai kepemimpinan yang terdapat pada sosok Teuku Umar selama perjuangannya menghadapi penjajahan Belanda. Teuku Umar merupakan seorang panglima perang yang sangat gigih melawan penjajahan Belanda di bumi Aceh. Beliau sangat ditakuti oleh musuh dan menjadi buah  bibir di seluruh penjuru Nusantara. Dibalik ketokohan dan mental heroik dari seorang Teuku Umar kita dapat memetik nilai-nilai kepemimpinan  sangat relevan yang dapat kita terapkan sebagai pemimpin dalam berbagai organisani dan lintas budaya. Upayanya begitu besar dalam membangun loyalitas pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Semangat beliau tidak pernah terkuras, begitu pula dengan sosok istrinya yang senantiasa membatu beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan. Teuku umar sangat berpengaruh dalam memberikan motivasi kepada masyarakat aceh, beliau terus-terusan membangkitkan masyarakat aceh untuk membela tanah aceh. 




Teuku Umar lahir pada tahun 1854 M di Meulaboh,di Gampong Mesjid, sekarang bernama Gampong Belakang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Ayahnya bernama Teuku Mahmud anak dari Teuku Nanta Chik, ibunya bernama Cut Mohani, puteri Teuku Suloh. Teuku Umar merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, yang terdiri dari 4 orang laki-laki yaitu: Teuku Cut Amat, Teuku Putih Simalur, Teuku Umar dan Teuku Musa dan 2 orang perempuan. Namun, 2 orang saudara perempuan tidak dijelaskan namanya. Teuku Umar memilik empat orang istri, yaitu: istri pertama Cut Nyak  Meuligo, putri Teuku Abas, panglima  Seri Setia Ulama Kepala Sagi XXV Aceh Besar, Lhok Nga, istri kedua Cut Nyak Safiah, anak Teuku Imum Leupeung, istri ketigaCut Nyak Din, seorang janda muda, dan istri keempat Cut Nyak Alooh binti Teuku Maharadja Lhok Seumawe. 

 

Teuku Umar memiliki perjuangan perang yang panjang dalam menghadapi  Belanda dengan perang yang dimotori dan diikuti oleh beliau,ada beberapa peperangan yang beliau ikuti diantaranya : perang Aceh I dan II pada saat itu meletus  sekitar tahun 1873, Teuku Umar masih berusia 19 tahun sudah mengikuti perang demi mempertahankan Kutaraja sebagai utusan pemuda dari Meulaboh ,kemudian perang Meulaboh, pada tahun 1877 Teku Umar bersama dengan Teuku Chik Muda yang juga pamannya memepertahankan Meulaboh dari agresi belanda. Teuku Umar syahid pada tanggal 11 Februari 1899 saat terjadi pertempuran dengan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Van Heutzs di daerah Suak Ujong Kalak, Meulaboh. Tapi beberapa sejarah menyatakan Teuku Umar wafat tanggal 10 Februari 1899. Adapun setelah tertembak bersibah dara dan menyadari ajalnya akan tiba, Teuku Uar berpesan kepada Pang Laot, seorang kepercayaannya: “Kutitipkan rakyat dan tanah Aceh ini sedapat yang bisa engkau kerjakan. Selamat dari cengkeraman si kafir, penjajah Belanda. Sampaikan salam dan pesanku pada Cut Nyak Dhien, istriku.” (hal:48)

 Jenazah teuku umar dibawa lari oleh pengikut setianya ke pucok lueng pedalaman Suak Raya , dan melalui reudeup dibawa ke Pasie Megat , Tanjong Meulaboh untuk dimakamkan di dekat makam ibunya.Besarnya jasa Teuku Umar dalam melawan belanda , maka pada tahun 1955 Teuku Umar diangkat oleh presiden RI sebagai pahalwan nasional , melalui surat keputusan presiden dan diperingati untuk pertama kalinya pada tahun 1957.

 Dari catatan sejarah , diketahui bahwa Teuku Umar hidup hanya sampai umur 45 tahun , dari 1854 -1899. teuku umar sudah berjuang melawan belanda sejak umur 19 tahun .berarti secara keseluruhan ia telah berjuang selama 26 tahun melawan kafir Belanda.

Kepemimpinan Teuku Umar  (Teuku Umar Leadership) dapat kita kupas bahwa sanya beliau memiliki sejumlah karakteristik kepemimpinan yang sangat berpengaruh terhadap pengikutnya. Beliau memiliki kecerdasan dan kesopanan yang tercermin dari penilaian Van Heutsz, seorang jenderal belanda:

“Teuku Umar Adalah ‘Burung’ Yang Luar Biasa Cerdik,Muda,Ganteng,Seorang Aceh Yang Amat Sopan,Kacak,Berdaya Giat Dan Nekad. Banyak kerugian yang dibuat Umar terhadap kita”. Van menggunakan istilah  “burung”, yang bermakna bahwa penjajah Belanda sangat berkeinginan untuk menangkap sosok Teuku Umar dengan bujuk rayu, ataupun dengan janji yang muluk-muluk. Keberanian Teuku Umar juga terlihat dari pembelotannya terhadap Belanda dan melakukan pembelotan terhadapa Belanda. Dari budi luhurnya beliau, rurat kabar Belanda menyiarkan “ de gevangenen zijn over het algemeen redelijk goed behandeld”, artinya para tawanan diperlakukan dengan baik. (hal:162-163) . Bahkan hasil perdagangan ladanya dengan pihak internasional digunakan sebagai dana perjuangan yang menunjukkan bukti kedermawanan beliau.

Terkandung banyak sejarah dan pesan yang dapat kita ambil adalam buku ini. Sejarah yang tercantum tidak hanya tentang Teuku Umar saja melainkan asal usul bahkan masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam. Banyak juga terkait perang dan kisah panglima lainnya dalam menghadapi penjajahan. Tidak hanya pemimpin yang dibahas melainkan teori, konsep, pengukuran bahkan juga terbukti kepemimpinan Teuku Umar  mencerminkan kepemimpinan islami yang didalamnya masih berpedoman dengan Al-Qur’an dan Hadis. Dengan berbagai gaya kepemimpinan yang dibahas, ilmu kepemimpinan tersebut bisa berdampak kepemimpinan terhadap individu dan organisasi. 

Namun,  banyak istilah, pepatah, dan kata yang harus diterjemahkan dapat membuat orang asing kurang bisa memahami dan bahkan kurang tertarik , padahal istilah tersebut memiliki makna yang sangat penting,dan adapula sebagian pepatah sudah di terjemahkan. Adapun contoh pepatah yang tercantum diantaranya:

Meuri-ri kayee taikat beunteueng, meuri-ri ureung ta pula guna”. Kiasannya: tiap-tiap orang mempunyai watak dan kemauan yang berbeda-beda, oleh sebab itu hanya pada orang yang baik kita dapat menananm budi). 


 Banyak ditemukan pendapat sejarah yang berbeda-beda tanpa alasan yang kuat juga membuat pembaca susah memahaminya. Walaupun tercantum teori yang berbeda-beda namun untuk lebih memahaminya kita harus mencari lebih lanjut di sumber lain. Pendapat yang berbeda mengenai sejarah salah satunya terdapat pada tahun kelahiran Teuku Umar, menurut Teuku Dadek, seorang sejarawan Aceh Barat menerangkan bahwa Teuku Umar lahir pada tahun 1854 M di Meulaboh, sedangkan menurut Kamajaya, Dumadi, Said & Wulandari, Safwan,  menyebutkan bahwa Teuku Umar lahir pada tahun 1854 di Meulaboh. Adapun literatur sejarah lainnya menyebutkan Teuku Umar lahir di Meulaboh pada tahun 1859 M.

Namun, di dalam buku memang adanya pembahasan tentang teuku umar memiliki istri lebih dari 1 orang, tetapi tidak adanya penjelasan tentang mengapa teuku uamar berpoligami ( yaitu menikah lebih dari satu ), juga tidak ada diaebut kan siap nama atau siapa pengkhianat dari rombongan teuku umar itu sendiri.
Teuku Umar merupakan seorang motivator yang sangat bijaksana, cerdas, berbudi luhur, dan memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat pemuda Aceh, khususnya bagi generasi-generasi muda yang akan melanjutkan kepemimpinan. Banyak hal yang dapat kita pelajari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun bukan di medan perang, namun dalam sebuah organisasi pastinya kita sangat memerlukan seorang pemimpin yang baik. Dari buku ini kita bisa menanggapi bahwa sanya Teuku Umar sudah memiliki jiwa kepemimpinan sejak kecil. Belua sudah mulai berperang di usia 19 tahun. Dengan buku ini kita bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air yang kuat, seperti sosok Teuku Umar.



Catatan 
Resensi ini ditulis oleh mahasiswa Universitas Teuku Umar untuk memenuhi tugas perkuliahan bahasa Indonesia. Resensi ditulis oleh Putri Rahmawati dan Nisa Asna Wati. 



Share:

Pedoman Penulisan Fonetik Bahasa Aceh

Bagi Anda yang ingin menulis bahasa Aceh dengan penulisan fonetik, berikut ini penulis sertakan penulisan fonetik sesuai dengan IPA (International Phonetic Alphabet). 

Penulisan fonetik dalam bahasa Aceh terbagi menjadi vokal, vokal sengau, diftong, dan konsonan. Masing-masing penulisan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 

Vokal
Bahasa Aceh mempunyai 17 vokal tunggal. Sepuluh vokal tunggal dihasilkan melalui mulut, yaitu a, i, e, è, é, eu, o, ô, ö, dan u. Kesepuluh vokal tunggal ini diberi nama vokal oral. Tujuh vokal lainnya dihasilkan melalui hidung, yaitu ‘a, ‘i, ‘è, ‘eu, ‘o, ‘ö, dan ‘u. Ketujuh vokal ini disebut vokal nasal (Wildan, 2010).

Gambar 1. Penulisan Vokal

Vokal Sengau 
Vokal sengau dalam bahasa Aceh terdiri atas 12 yakni
  1. 'a
  2. 'i
  3. 'u
  4. 'è
  5. o
  6. ‘ö
  7. eu
  8. ei
  9. ui
  10. ôi
  11. ‘ai
oi/ ôi/ öi

Kedua belas vokal sengau tersebut ditulis dalam lambang fonetik sebagai berikut. 
Gambar 2. Penulisan Fonetik untuk vokal sengau dan diftong. 

Dalam bahasa Aceh juga terdapat konsonan yang meliputi, 
  1. ng
  2. ny
  3. sy / sh 
  4. ph
  5. th
  6. dj
  7. zh
  8. ch/kh
  9. gh
  10. jh
  11. dh
  12. t
  13. k
  14. kr
  15. rh
  16. cr
  17. lh
  18. dr

Adapun penulisan vokal pada fonem di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.








Share:

Masjid Cantik dengan Gaya Arsitektur Spanyol


Masjid Raya Al Mashun atau populer dengan nama Masjid Raya Medan. Biarpun dibangun pada tahun 1906 dan sudah berumur tua, namun masjid ini tetap terlihat cantik karena mengusung gaya arsitektur Spanyol. Dengan bentuk persegi delapan, dimana masing-masing sayap menghadap ke arah barat, utara, selatan, dan timur, masjid terindah yang ada di Medan ini menjadi saksi sejarah keberadaan Kesultanan Deli. 





Beautiful Mosque with Spanish Architectural Style
Masjid Raya Al Mashun or popularly known as Masjid Raya Medan. Even though it was built in 1906 and is old, this mosque still looks beautiful because it carries the Spanish architectural style. With an octagonal shape, where each wing faces west, north, south and east, the most beautiful mosque in Medan is a witness to the history of the Sultanate of Deli.

#mosque #Medan #classicmosque #beautifulmosque #religioustourism #masjid #Indonesia #masjidklasik #masjidindah #wisatareligi



Share:

Fakta Menarik Masjid Istiqlal




Hai sobat RN kali ini kita akan membahas 3 fakta menarik pada masjid istiqal. Sobat pasti kebanyakan sudah tahu. Akan tetapi, bagi yang belum mengetahuinya silakan ditonton sampai habis video ini!



1. Arti Nama Masjid Istiqlal
Dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara, nama Istiqlal ternyata juga memiliki makna mendalam. Masjid yang mulai dibangun pada 1961 ini merupakan bentuk rasa syukur bangsaa Indonesia setelah terbebas dari belenggu penjajahan. Untuk mencerminkan nama tersebut maka dipilihlah nama Istiqlal dari Bahasa Arab yang bermakna merdeka.

2. Arsiteknya Bukan Orang Islam
Sosok arsitek di balik megahnya masjid terbesar di Asia Tenggara ini adalah Friedrich Silaban. Yang menarik dari fakta nomor 3 ini, Silaban merupakan seorang Protestan yang berhasil memenangkan sayembara desain Masjid Istiqlal yang diberi nama Ketuhanan.

3. Lokasi Masjid
Penentuan lokasi Masjid Istiqlal dahulunya sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden-Wakil Presiden RI. Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran. Sementara itu, Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu di sekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung. Selain itu, ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit. Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda karena di seberangnya telah berdiri Gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.




>>>>>>
Hi RN friends, this time we will discuss 3 interesting facts about the Istiqal mosque. Most of you probably already know. However, for those who don't know, please watch this video until the end!

1. The meaning of the name of the Istiqlal Mosque
Known as one of the largest mosques in Southeast Asia, the name Istiqlal also has a deep meaning. The mosque, which was built in 1961, is a form of gratitude for the Indonesian nation after being freed from the shackles of colonialism. To reflect this name, the name Istiqlal was chosen from Arabic which means independence.

2. The architect is not Muslim
The architect behind the magnificence of the largest mosque in Southeast Asia is Friedrich Silaban. What's interesting about fact number 3 is that Silaban is a Protestant who won a design competition for the Istiqlal Mosque, which is named Ketuhanan.

3. Location of the Mosque
The determination of the location of the Istiqlal Mosque had previously caused debate between Bung Karno and Bung Hatta, who at that time served as President-Vice President of the Republic of Indonesia.
Bung Karno proposed a location above the former Dutch fort Frederick Hendrik with the Wilhelmina Park which was built by Governor General Van Den Bosch in 1834 between Officer Street, Banteng Field Street, Cathedral Street and Veterans Street. Meanwhile, Bung Hatta proposed that the location for the mosque to be located in the midst of his followers, namely on Jalan Thamrin, which at that time was surrounded by many villages. In addition, he also considered that the demolition of the Dutch fort would require a lot of funds. But in the end, President Soekarno decided to build on the land of the former Dutch fort, because opposite the Cathedral Church was already standing with the aim of showing the harmony and harmony of religious life in Indonesia.
Share:

Peribahasa Aceh tentang Leumo - Sapi







lagè leumo kap situek 
  • Arti : Seperti lembu gigit/makan upih pinang 
  • Makna: Peribahasa ini ditujukan kepada manusia yang suka ikut-ikutan dalam mengerjakan sesuatu tanpa dilandasi dengan ilmu. 
  • Maksud: Dalam konteks kehidupan terdapat manusia yang diumpamakan seperti perilaku binatang ini, yaitu suka mencoba-coba suatu pekerjaan yang bukan bidang keahliannya, suka berspekulasi atas sesuatu yang belum tentu manfaatnya, dan sebagainya. Ibarat lembu yang sedang menggigit (makan) situek (upih pinang) yang baru jatuh dari pohon pinang, dilihat oleh lembu lain, dan lembu lain tersebut juga ingin ikut memakannya. Padahal situek tersebut tidak enak, sepat, dan alot sehingga harus segera ditinggalkan setelah terbukti benda tersebut bukan makanannya. Manusia bertipe seperti ini melakukan perbuatan bukan berasaskan ilmu yang dimiliki, melainkan hanya berdasarkan perasaan dan ikut-ikutan karena terpengaruh dengan apa yang dilakukan orang lain. Pada akhirnya, apa yang dilakukannya merugikan dirinya dan juga orang lain karena kebodohannya.
  • Amanat : Landasi setiap pekerjaan dengan ilmu, bukan dengan perasaan karena perasaan tidak menjamin bahwa apa yang kita kerjakan itu benar! Bergurulah terlebih dahulu sebelum mengerjakan sesuatu!
lage leumo teupeutengöh lam mön 
  • Arti : Seperti lembu diangkat dari sumur 
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang tidak tahu berterima kasih, tidak dapat membalas budi baik orang.
  • Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang wataknya diumpamakan seperti binatang vertebrata ini, yaitu tidak bisa berterima kasih atas jasa-jasa yang diberikan orang lain kepadanya. Ibarat seekor lembu yang terperosok jatuh ke dalam sumur tua di sebuah hutan, lalu diangkat oleh orang ke permukaan, dan selamatlah ia. Ketika sudah berada di permukaan, dan berdirinya sudah kokoh, orang yang mengangkatnya dari lubang sumur tersebut diseruduknya. Alih-alih memberikan sesuatu kompensasi kepada orang yang telah memberikan untung baik kepadanya, yang terjadi malah sebaliknya, tindakan yang merugikan. Orang seperti ini, dalam ungkapan bahasa Indonesia disebut “orang yang tidak tahu diuntung”. Amanat : Janganlah kita seperti “kacang lupa akan kulitnya”. Kenanglah jasa-jasa orang lain yang telah membuat kita nyaman, senang, dan bahagia!

lagè leumo éh di yub trieng 
  • Arti : Seperti lembu tidur di bawah rumpun bambu
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang bermalas-malas dalam bekerja. Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang berperangai seperti binatang berlenguh dan pemamah biak ini, yaitu orang yang beretos kerja rendah. Waktunya lebih banyak digunakan untuk istirahat santaisantai ketimbang bekerja. Ibarat lembu yang sudah kenyang merumput, lalu mencari tempat berteduh, biasanya di bawah rumpun bambu karena di tempat teduh tersebut suasana adem dan berangin sepoi-sepoi (reului dan dirui). Lembu betah berlama-lama di tempat itu sambil memamah biak. Orang-orang seperti ini, kalau belum habis apa yang diperolehnya kemarin, belum mau mencari yang lain lagi hari ini. 
  • Amanat : Jangan sampai kita tergolong ke dalam orang yang bertabiat seperti lembu ini! Janganlah bersantai-santai dan cepat puas dengan suatu perolehan sementara. Bekerjalah dengan giat dan sungguh-sungguh demi produktivitas!
lagè leumo teusôk idông 
  • Arti : Seperti lembu dicucuk hidungnya
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang sangat mudah dikendalikan oleh orang lain. Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang sudah seperti binatang yang kena tusuk hidungnya ini. Orang-orang terlalu loyal kepada manusia. Apa pun instruksi orang yang mempunyai otoritas tertentu, baik yang positif maupun yang negatif mau saja dilakukannya. Ibarat lembu yang dicucuk hidungnya, orang seperti ini sangat mudah dikendalikan ke mana pun oleh orang yang mempunyai otoritas karena dia memang berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Orang seperti ini terlalu tunduk dan patuh kepada perintah manusia. Dia tidak kuasa menolak segala keinginan orang tersebut. 
  • Amanat : Sebagai orang yang mempunyai otoritas tertentu, janganlah kita berlaku otoriter dan egois dalam bersikap dan bertindak! Jangan sampai loyalitas dan dedikasi kita kepada manusia mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt.!
leumo blôh paya guda cöt iku 
  • Arti : Lembu masuk rawa-rawa, kuda menegakkan ekor
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang memiliki reaksi berlebih (berlaku lajak aktif) terhadap perkara yang bukan urusannya. Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang memiliki karakter negatif seperti binatang tunggangan ini; terlalu jauh mencampuri urusan orang lain, padahal urusan tersebut tidak ada kaitannya dengannya; orang yang punya hajatan dia yang berlagak sibuk. Ibarat tabiat dua binatang yang diumpamakan itu, lembu dan kuda. Lembu merupakan salah satu binatang yang sering masuk ke rawa-rawa (paya). Untuk itu, ia perlu menegakkan ekornya agar tidak basah. Berbeda dengan kuda, ia merupakan binatang yang tidak lazim masuk ke rawa-rawa, maka ia tidak perlu menegakkan ekornya. Orang yang bertabiat seperti ini cenderung berlaku lajak aktif terhadap suatu hal yang tidak penting baginya atau tidak ada hubungan dengannya atau suka mengurus urusan orang lain yang bukan urusannya. Sementara urusannya terbengkalai. Ungkapan lain yang berkaitan dengan ini adalah buet gob bèk tarindu, meukeumat iku h’an ék tahila; gob mumèe geutanyo madeueng, gob kapcapli geutanyo keueueng. 
  • Amanat : Jangan suka mencampuri urusan orang lain di luar hak dan kewenangan kita!

lagè tatôh geuntöt lam punggông leumo 
  • Arti : Seperti kita buang angin di bokong lembu 
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang tidak peduli atau tidak hormat terhadap sesuatu aspirasi. 
  • Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat orang yang memiliki karakter seperti binatang ini; apa pun yang disampaikan kepadanya tidak ada respons. Menyampaikan suatu aspirasi kepadanya meskipun ditampung, tak pernah ditindaklanjutinya. Ibarat kita mengentuti lembu, pasti lembu tersebut tidak merasa tidak nyaman dengan bau kentut kita. Tahu pun tidak bahwa kita telah mengentutinya. Orang seperti ini tidak hormat dengan kepentingan orang lain. Selain itu, ungkapan ini juga bermaksud bahwa orang seperti ini tidak pernah berubah dengan wejanganwejangan yang disampaikan kepadanya. Maksud ungkapan ini senada dengan ungkapan Indonesia anjing menggonggong kafilah berlalu.
  • Amanat : Amalkan segala sesuatu yang baik yang disampaikan orang kepada kita! Tampung dan tindak lanjuti segala aspirasi yang disampaikan kepada kita! 

lagè leumô teucok piet 
  • Arti : Seperti lembu diambil kutu babi (dari tubuhnya) 
  • Makna : Peribahasa ini ditujukan kepada orang yang asyik dan terlena dengan suatu kesenangan atau kenikmatan semu. Maksud : Dalam konteks kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang kerap bersikap seperti lembu yang sedang menyingkirkan kutu babi yang menempel di tubuhnya ini. Orang seperti ini suka terlena dengan suatu keasikan, keenakan, dan kenikmatan semu yang sedang dinikmatinya. Demi memperturutkan hawa nafsunya, ia rela melanggar norma agama, adat, dan sosial. Konteks terdekat yang berkaitan dengan hal ini, antara lain, fenomena orang berpacaran. Meskipun di ruang terbuka di tempat-tempat umum, mereka sedikit pun tidak risih berasyikmasyuk atau bermesraan. Yang penting mereka dapat menikmati dunia ini sebebas-bebasnya atau senikmat-nikmatnya yang menurut mereka dunia memang diciptakan dan hanya milik mereka berdua. Ibarat lembu yang berkutu babi di sekujur tubuhnya, dia sangat kooperatif, tenang, diam, dan menikmati sekali jika ada orang yang mau menyingkirkan binatang penghisap darah itu dari tubuhnya, demi kenyamanan dirinya. 
  • Amanat : Janganlah kita terlena dengan suatu yang asyikasyik, yang enak-enak, dan yang nikmat-nikmat! Nikmati hiburan hidup ini sekadarnya saja untuk menetralisasi atau menghalau kepenatan di dalam jiwa!
Sumber: Azwardi (2017). Mengenal Peribahasa Aceh. Jakarta: Badang Bahasa
Share:

Jurnal Gratis Bidang Bahasa, Sastra, dan Pendidikan: Silakan Kirimkan Tulisan Terbaik Anda!



Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel ke jurnal bidang bahasa, sastra, dan pendidikan terindeks Sinta 2, tidak ada salahnya mengirimkanya ke jurnal di bawah ini. Jurnal tersebut menerbitkan artikel secara gratis tanpa ada biaya APC yang selama ini mungkin kendala oleh beberapa penulis. 

Berikut ini list jurnal Sinta 2 Bidang Bahasa, Sastra, Pengajaran yang dapat menjadi rekomendasi bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel jurnal. 

1. Journal of Language and Literature



Jurnal ini terbit selama 2 kali dalam setahun yakni pada April dan Oktober. Bagi Anda yang ingin megirimkan artikel, silakan ikuti petunjuk sebagaimana yang terdapat pada jurnal tersebut. 


2. Widyaparwa



Jurnal Widyaparwa merupakan media publikasi dan komunikasi hasil penelitian kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan daerah di Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Widyaparwa terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juni dan Desember.


3. LLT Journal: A Journal on Language and Language Teaching

LLT Journal: A Journal on Language and Language Teaching, or LLT Journal for short, is an international scientific journal which is devoted to language and language teaching. LLT Journal is an international, scientific, peer-reviewed journal published twice a year, namely in April and October. LLT Journal publishes original, previously unpublished research and opinion papers written in English. Paper topics on any language include the following main fields:
1. language studies/investigations
2. language teaching/learning
3. literature related to language studies or learning
4. linguistics related to language learning
Any related topics on any language, not only English, will also be considered.
Each paper will go through a double-blind review process.
Publication in LLT Journal is totally free of charge, totally gratis -- without any fees at all.
Authors throughout the world are warmly welcome to submit original and unpublished papers anytime, all year round.

4. KANDAI



Kandai is a journal that publishes results of research in language and literature studies, including theoretical linguistics, applied linguistics, interdisciplinary linguistics, oral tradition, philology, semiotics, pure literature, applied literature, interdisciplinary literature, also literature and identity politics. Kandai is published twice a year, on May and November. All published articles have gone through the review process by well-read editors. Kandai is published by Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
ISSN 1907 - 204X (print)
ISSN 2527 - 5968 (online)

Accredited Rank 2 Number 200 / M / KPT / 2020
Accreditation Period: November 2018 - May 2023





Share:

Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh


Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh 


Harian Serambi Indonesia edisi, Jumat 16 Desember 2022 merilis berita dengan judul Mulai Dari Pemanfaatan Pangan Lokal Hingga Makna ‘Rateb Doda Idi’. Sebuah prestasi yang membanggakan kita semua kampus ‘Jantong Hatee Rakyat Aceh’, Universitas Syiah Kuala (USK) telah menghasilkan 118 guru besar/profesor. Tentu yang menarik bagi saya pribadi pada judul berita Serambi Indonesia tersebut adalah pengukuhan Yusri Yusuf sebagai profesor bidang bahasa dan sastra dengan riset berupa doda idi (syair pengantar tidur anak). 





Jika tahun sebelumnya (2021), terdapat 3 guru besar yang dikukuhkan oleh rektor USK dengan topik riset bahasa dan sastra Aceh. Prof Dr Moh. Harun M.Pd ditetapkan sebagai guru besar dengan riset berupa sastra Aceh. Selanjutnya, Prof Dr Yunisrina Qismullah Yusuf melakukan riset mendalam tentang variasi bunyi bahasa Inggris yang dihasilkan oleh para penutur Aceh. Terakhir, dengan riset berupa dialek yang terdapat di Aceh, rektor USK melantik Prof Dr Zulfadli A Aziz (Serambi Indonesia). 

Dalam dua tahun ini, sudah ada 4 guru besar yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di USK dengan riset seputar bahasa dan sastra Aceh. Hal ini membuktikan bahwa bahasa dan sastra Aceh memiliki keunikan dan berpotensi besar untuk melahirkan para guru besar khususnya di Aceh, dan tidak terkecuali masyarakat internasional. Misalnya, Mark Durie seorang linguis dari University of Melbourne meneliti seputar morfologi (struktur bahasa) bahasa Aceh dan berhasil menerbitkan buku dengan judul Acehnese language (bahasa Aceh). Dalam bukunya tersebut memuat secara lengkap bagaimana struktur bahasa Aceh. Selanjutnya, linguis senior dari Aceh Abdul Ghani Asyik, berhasil menyelesaikan S-3 pada The University of Michigan dengan judul disertasi A Contextual Grammar of Acehnese Sentences. Dua tokoh tersebut telah membuktikan bahwa bahasa Aceh sangat menarik pada masyarakat internasional.  

Pendirian Prodi Bahasa dan Sastra Aceh di ISBI Aceh 
Wacana pembukaan program studi (Prodi) bahasa dan sastra Aceh telah lama digaung-gaungkan oleh para praktisi dan akademisi. Tujuan utama dari pendirian Prodi bahasa dan sastra Aceh adalah menjaga, melestarikan, dan membina bahasa dan sastra Aceh. Misalnya, rekomendasi dari Kongres Peradaban Aceh pada 2015 salah satunya adalah meminta perguruan tinggi untuk membuka program studi bahasa dan sastra 

Aceh. Akan tetapi, karena satu dan lain hal program studi bahasa dan sastra Aceh belum ada satupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan.  

Sebagai kampus dengan ciri khas seni dan budaya, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh mencoba melihat ini sebagai peluang dan kekhasan yang dimiliki oleh institusinya untuk menyelenggarakan program studi bahasa dan sastra Aceh. Keseriusan ISBI Aceh untuk membuka program studi bahasa dan sastra Aceh salah satunya terlihat dengan pelaksanaan focus group discussion (FGD) terkait penyusunan dokumen dan usulan program studi. 

Dalam FGD tersebut, penulis berkesempatan menjadi salah satu narasumber untuk memberikan masukan terkait dokumen untuk pengusulan program studi bahasa dan sastra Aceh. Kurikulum bahasa dan sastra Aceh yang disusun oleh ISBI Aceh benar-benar disusun berdasarkan kebutuhan dan realitas di lapangan. Hadirnya Prodi Bahasa dan Sastra Aceh diharapkan dapat melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina bahasa dan sastra Aceh. 

Peluang 
Pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh pada ISBI Aceh akan menjadi tonggak kebangkitan bahasa Aceh. Apalagi saat ini Qanun Bahasa Aceh akan segera terbit. Rancangan Qanun tentang Bahasa Aceh dapat kita akses pada tautan https://dpra.acehprov.go.id/media/2022.08/rancangan_qanun_bahasa_aceh_rdpu1.pdf. Pendirian program studi bahasa Aceh diharapkan dapat melahirkan para linguis, peneliti, penerjemah, sastrawan, penulis, penyunting, dan penyuluh yang berkompeten. Tidak terkecuali, lulusan program studi bahasa dan satra Aceh akan menjadi guru bahasa Aceh setelah mengikuti program profesi guru. 

Program studi bahasa daerah sebenarnya telah diselenggarakan oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Misalnya, Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan S-1 Pendidikan Bahasa Jawa. Tidak hanya jenjang S-1, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa justru membuka Prodi S-2 Pendidikan Bahasa Bali. Tentunya hal ini berbanding terbalik jika melihat fakta yang terdapat di Provinsi Aceh. Perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta tidak ada satu pun yang menyelenggarakan program studi bahasa dan sastra Aceh. 

Dampak dari tidak adanya perguruan tinggi yang melahirkan sarjana bidang bahasa dan sastra Aceh, mata pelajaran bahasa Aceh cenderung diajarkan oleh sarjana yang tidak berkompeten bidang bahasa dan sastra Aceh. Sejatinya, untuk menjadi pengajar bahasa dan sastra, diharuskan memiliki kemampuan bidang linguistik yang mumpuni. 
Di samping itu, guru bahasa haruslah memiliki empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Apabila bahasa Aceh diajarkan oleh pengajar yang tidak berkompeten, tidak salah bahasa Aceh ragam tulis yang berkembang saat ini tidak ada yang standar. Untuk itu, sangat diperlukan guru yang mengajar bahasa Aceh adalah lulusan dari program studi bahasa dan sastra Aceh. 

Dukungan 
Kekhawatiran yang agak besar terkait pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh adalah tidak adanya peminat dan lapangan kerja lulusan dari program studi bahasa Aceh. Hal ini sebenarnya dapat terbantahkan dengan kurikulum yang dimiliki oleh program studi. Setiap perguruan tinggi saat mengusulkan program studi tentunya harus memenuhi instrumen pemenuhan syarat minimum akreditasi program studi. Ada tiga hal yang paling mendasar terkait pendirian program studi, yakni kurikulum, dosen, dan unit pengelola program studi. Ketentuan tersebut sepenuhnya diatur dalam peraturan perundangan sehingga lulusan dari program studi benar-benar memiliki kompetensi sebagaimana capaian profil lulusan (CPO) pada program studi. 

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat relevan dengan keadaan saat ini. Program studi yang akan diusulkan melalui kegiatan MBKM sangat mampu bersaing dan memperoleh pekerjaan karena telah dibekali pengetahuan dan pengalaman melalui kegiatan MBKM. Selain itu, program ini sepenuhnya didukung oleh pemerintah melalui 8 kegiatan MBKM, yakni (1) magang mahasiswa, (2) KKNT, (3) proyek kemanusiaan, (4) kegiatan wirausaha, (5) studi/proyek independen, (6) penelitian/riset, (7) pertukaran pelajar, dan (8) mengajar di sekolah. 

Sesuai dengan rancangan Qanun tentang Bahasa Aceh, pembinaan bahasa dan sastra Aceh secara eksplisit dijelaskan pada Pasal 15. Pada pasal tersebut diamanatkan bahwa pembinaan bahasa dan sastra Aceh meliputi (1) pengajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, (2) penyelenggaraan kegiatan, (3) peningkatan kompetensi dan kuantitas guru Bahasa Aceh, (4) pengekspresian seni, (5) pembinaan komunitas dan sanggar, (6), penetapan hari tertentu untuk praktik penggunaan bagi seluruh lapisan masyarakat; dan (7) penetapan Hari dan Bulan Bahasa Aceh, Aksara Aceh, dan Sastra Aceh. Tidak terkecuali, pada ayat (4) Pasal 15 disebutkan mendorong dan mendukung pendirian Jurusan atau Program Studi Bahasa dan Sastra Aceh di perguruan tinggi. 

Kembali lagi pada bagian awal tulisan ini, sejak dua tahun terakhir sudah ada 4 profesor yang ditetapkan oleh Kemdikbudristek dalam kepakaran bahasa terkait riset bahasa dan sastra Aceh. Bahasa dan sastra Aceh merupakan khazanah kebahasaan yang dimiliki oleh seluruh warga Aceh. Melalui kegiatan tridarma kampus (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) diharapkan bahasa Aceh mendapat tempat di hati seluruh masyarakat Aceh. Ada puluhan bahkan ratusan yang berhasil memperoleh gelar sarjana, magister, bahkan doktor dengan riset bidang bahasa dan sastra Aceh. 

ISBI Aceh berhajat baik untuk membangkitkan bahasa dan sastra Aceh baik di level nasional maupun internasional. Hajat tersebut diwujudkan dengan pendirian program studi bahasa Aceh dan program studi sastra Aceh. Dukungan dan doa dari semua pihak sangat diharapkan agar pendirian program studi bahasa dan sastra Aceh ini dapat segera memperoleh izin dari Kemdikbudristek untuk penyelenggaraan program studi. Semoga lahirnya program studi bahasa dan sastra Aceh dari perguruan tinggi negeri ini menjadi kebanggaan kita semua. Semoga!
 

Sumber: Serambi Indonesia. Artikel selengkapnya dapat ditemukan pada tautan ini. 
 


Share:

List Jurnal Bidang Bahasa, Sastra, dan Pendidikan yang Ada di Indonesia

Bagi Anda yang ingin mencari ataupun mempublikasikan artikel bidang bahasa, sastra, atau pendidikan, berikut ini list jurnal yang bisa membantu Anda. 




2. BAHASTRA (terindeks DOAJ) http://journal.uad.ac.id/index.php/BAHASTRA
3. LENSA (terindeks DOAJ dan Sinta 3) http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/lensa
4. Kajian Linguistik dan Sastra http://journals.ums.ac.id/index.php/KLS
5. ILEaL (terindeks DOAJ dan SINTA 2) http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill
8. GRAMATIKA (terindeks DOAJ, Akreditasi Sinta 3) http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-gramatika
10. METALINGUA http://metalingua.kemdikbud.go.id (Teindeks DOAJ dan SINTA 2)
11. POETIKA: Jurnal Ilmu Sastra (terindeks DOAJ) https://jurnal.ugm.ac.id/poetika
12. JILEL http://usnsj.com/index.php/JILEL/index
13. KONFIKS http://journal.unismuh.ac.id/index.php/konfiks
14. KEMBARA http://ejournal.umm.ac.id/index.php/kembara/index (SINTA 3)
15. SEMANTIK http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/semantik
16. KOMPOSISI, http://ejournal.unira.ac.id/index.php/jurnal_komposisi
17. ARKHAIS http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais
18. KOMPOSISI http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi
19. Pena Indonesia https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpi
20. SELOKA (terindeks DOAJ & SINTA 3) http:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka
21. ARTIKULASI http://jurnal.upi.edu/artikulasi
22. BAHTERA http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/bahtera
23. LITERA (terakreditasi Dikti) http://journal.uny.ac.id/index.php/litera
24. SALINGKA (Terakreditasi SINTA 3) http://salingka.kemdikbud.go.id
25. RETORIKA http://ojs.unm.ac.id/index.php/retorika (DOAJ, Akreditasi Sinta 2)
26. PENA LITERASI https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasi
27. HORTATORI https://ejournal-pbi.unindra.ac.id/index.php/hortatori/
28. DEIKSIS http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis
29. TRANSFORMATIKA (DOAJ&SINTA) http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/transformatika
30. SEMIOTIKA https://jurnal.unej.ac.id/index.php/SEMIOTIKA
31. CARAKA http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/caraka
32. KANDAI http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kandai (terindeks DOAJ dan SINTA 2)
33. LITERASI https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literasi
34. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jpbsi/index
35. DEIKSIS (terindeks DOAJ) http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Deiksis
36. Lingua Cultura (Terakreditasi Dikti) http://journal.binus.ac.id/index.php/lingua
37. IJAL (terindeks Scopus) http://ejournal.upi.edu/index.php/IJAL
38. WIDYAPARWA http://www.widyaparwa.com/index.php/widyaparwa (terakreditasi SINTA 2)
39. ALAYASASTRA http://www.jurnal.balaibahasajateng.id/index.php/alayasastra




40. JALABAHASA http://www.jurnal.balaibahasajateng.id/index.php/jalabahasa
41. ATAVISME (Terindeks DOAJ dan SINTA 2) http://atavisme.kemdikbud.go.id
42. SAWERIGADING (Terakreditasi SINTA 2) http://sawerigading.kemdikbud.go.id
43. WACANA (terindeks Scopus) http://journal.ui.ac.id/index.php/wacana
44. RANAH (terindeks DOAJ dan SINTA 2) http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jurnal_ranah
45. JENTERA (terindeks DOAJ) http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera
46. AKSARA (Terindeks DOAJ dan SINTA 2) http://aksara.kemdikbud.go.id/jurnal/
47. METASASTRA http://ejurnalbalaibahasa.id/index.php/metasastra (Terakreditasi SiNTA 4)
48. MADAH http://ejurnalbalaibahasa.id/index.php/madah (terakreditasi SINTA 3:
49. KELASA http://ejurnalbalaibahasa.id/index.php/kelas
50. UNDAS http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas 
51. TUAH TALINO http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/tuahtalino 
52. LOA http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/loa 
53. MEDAN MAKNA http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/medanmakna 
54. ‎Jurnal Pendidikan Bahasa http://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/bahasa/ 
55. SEBASA http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/sbs 
56. FENOLINGUA http://jurnal.unwidha.ac.id/index.php 
57. KREDO https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/index 
58. AKSIS http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/aksis/scope 
59. FON https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON 
60. SUAR BETANG http://suarbetang.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/BETANG 
61. LINGUA FRANCA http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/lingua/index 
62. STILISTIKA http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Stilistika 
63. SKRIPTA http://upy.ac.id/ojs/index.php/pbsi 
64. Widyasastra (Sastra) www.widyasastra.com 
65. JP-BSI (JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA) (Terindeks DOAJ) http://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JP-BSI 
66. KADERA BAHASA https://kaderabahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kaderabahasa 
67. PESONA (Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia) https://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona/index
68. Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran https://jurnal.unsur.ac.id/ajbsi 
69.Jurnalistrendi:Jurnal Linguistik, Sastra dan Pendidikan Https://ejournal.unwmatatam.ac.id 
70. Bindo Sastra http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index 
71. SASTRANESIA http://ejournal.stkipjb.ac.id/index.php/sastra 
72. AKSARA (terindeks DOAJ, Copernicus, dan Sinta 2) http://aksara.kemdikbud.go.id
73. DIGLOSIA http://jurnal.unma.ac.id/index.php/dl/index
74. PENA https://online-journal.unja.ac.id/index.php/pena/index
75. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan (Kantor Bahasa Maluku Utara, terindeks Sinta) gramatika.kemdikbud.go.id
76. Lentera http://e-journal.hikmahuniversity.ac.id/index.php/lentera/index
77. Jurnal Pendidikan Seni, Bahasa, dan Budaya  http://ejournal.elbinajatim.com/index.php/jpsb
78. SASINDO Jurnal PBSI Universitas PGRI Semarang
http://journal.upgris.ac.id/index.php/sasindo
79. Jurnal Membaca http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalmembaca/index
80. Jurnal Widyaacarya (FKIP, Universitas Dwijendra, Denpasar)
http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/widyaaccarya
81. Magistra Andalusia (Sinta 4) (Pasca ilmu Sastra, FIB Universitas Andalas) http://magistraandalusia.fib.unand.ac.id
82. Jurnal Diksi, UNY https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi
83. Jurnal Geram, UIR http://journal.uir.ac.id/index.php/geram
84. Jurnal Dinamika, URL https://jurnal.unsur.ac.id/dinamika
85.  Riksa Bahasa http://ejournal.upi.edu/index.php/RBSPs
86. Jurnal Disastra (Sinta 4), IAIN Bengkulu
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
87.  Jurnal Sasando, UPS Tegal, Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra http://sasando.upstegal.ac.id
88. Jurnal Bahasa jurnal.ppjb-sip.id
89. Bahtera Indonesia: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://bahteraindonesia.unwir.ac.id/index.php/BI
90. Jurnal Matapena http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/matapena
91. Jurnal Metabahasa http://journal.stkipyasika.ac.id/index.php/metabahasa/issue/view/1
92. Jubindo
http://jurnal.unimor.ac.id/JBI
93. Imajeri https://imajeri.uhamka.ac.id/imj
94.Jurnal Bahasa dan Sastra
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ibs
95. Diksa  https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnaldiksa
96. SIBISA https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SIBISA/
97. BASASTRA http://jurnal.uns.ac.id/basastra
98. Komposisi: Jurnal Bahasa, Sastra dan Seni
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi
99. Metamorfosis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/metamorfosis
100. METAFORA http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/METAFORA
101. Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (JBIPA) http://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/bipa
102. Jurnal Belajar Bahasa  http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BB
103. Jurnal Telaah http://journal.ummat.ac.id/index.php/telaah
104. Logat http://ejournal.fkip.unsri.ac.id/index.php/logat
105. Ghancaran http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/ghancaran/index
106. Estetik http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/estetik
107. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (JPBSI) Unnes https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/ (Sinta 3)
108. Jurnal Sastra Indonesia (JSI) Unnes https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi (Sinta 3)
109. Bahtera (S5) http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bahtera
110. Jurnal Lingko Kantor Bahasa NTT http://jurnallingko.kemdikbud.go.id/index.php/JURNALLINGKO
111. Jurnal Literatur IAIN Lhokseumawe https://ejurnal.iainlhokseumawe.ac.id/index.php/literasi 
112. Metamorfosa (S5) https://ejournal.bbg.ac.id/metamorfosa
113. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra (S5) https://jurnal-lp2m.umnaw.ac.id/index.php/JP2B2/index
114. Jurnal Sarasvati https://journal.uwks.ac.id/index.php/sarasvati
115. JLER https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/jler
116. Tabasa IAIN Surakarta http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/tabasa/article/view/2607
117. Parole (Jurnal Prndidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/parole/index
118. Jurnal Cakrawala (sinta 4) Linguista https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/Cling
119. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha (Sinta 4) 
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS
120. Nusa: Jurnal Bahasa dan Sastra (Sinta 5), https://ejournal.undip.ac.id/index.php/nusa/index
121. Ruang Kata: Journal of Language and Literature Studies 
https://jurnal.umnu.ac.id/index.php/jrk
122. Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Sinta 3) https://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/ghancaran
123. MARDIBASA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 
http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/jtbi

Share:

Ingin Tembus Scopus, Begini Langkah-langkah yang harus Anda Lakukan


Scopus merupakan pengindeks yang sangat populer di kalangan dosen dan peneliti. Setiap dosen dan peneliti kata Scopus mungkin tidaklah asing. Mereka berlomba-lomba untuk mempublikasikan artikelnya pada jurnal yang terindeks Scopus. Tidak jarang, para dosen/peneliti mengeluarkan biaya yang terbilang besar agar artikel yang ditulisnya dimuat di jurnal terindeks Scopus. Biaya tersebut dikeluarkan untuk membayar biaya publikasi (Article processing charge). Selain itu, biaya yang dikeluarkan digunakan untuk membayar jasa translate ataupun proofreading agar artikel yang akan dipublikasikan ditulis dengan kaidah bahasa Inggris yang tepat. 


Gambar 1. Tampilan ID Scopus

Melalui postingan ini, saya akan membagikan pengalaman bagaimana proses pengiriman artikel pada jurnal internasional terindeks Scopus hingga dipublikasikan. 

Langkah yang pertama dilakukan untuk mempublikasikan artikel pada jurnal internasional terindeks Scopus adalah mencari jurnal yang akan disubmit. Pastikan seluruh ketentuan seperti scope dan template jurnal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pengelola jurnal. Apabila hal ini tidak Anda lakukan, siap-siap artikel Anda akan ditolak secara langsung tanpa melewati tahapan review. Chief editor akan memerikan kelengkapan artikel, jika dirasa tidak sesuai dengan gaya selingkung jurnalnya, chief editor otomatis akan menolak tulisan Anda. 

Saya memilih jurnal Language, Discourse & Society karena bidang ilmu yang saya tuliskan berkaitan bahasa. Jurnal ini telah terindeks Scopus sejak 2019 dan oleh Sinta dikategorikan dalam Q-4. Artikel yang saya kirimkan saya submit pada laman OJS-nya. Pastikan seluruh identitas yang diharapkan oleh jurnal tersebut telah diisi pada laman OJS. 




Setelah artikel saya submit, langkah yang kita lakukan adalah menunggu hasil review oleh para reviewer. Saya menunggu selama 2 bulan hingga chief editor mengirimkan hasil review. Akan tetapi, setelah saya menunggu 2 bulan, hasil review belum dikirimkan. Saya selanjutnya menghubungi chief editor melalui email yang terdapat pada laman OJS jurnal mereka. 

Chief editor jurnal tersebut sangat baik. Ia membalas email yang saya kirimkan. Ia mengatakan bahwa ia kesulitan menemukan reviewer yang sesuai dengan bidang ilmu yang saya kami tuliskan. Setelah sebulan kemudian, chief editor memberitahukan kepada saya bahwa artikel kami diterima dengan beberapa perbaikan kecil (minor revision). 

Kami selanjutnya merevisi artikel tersebut sesuai dengan masukan yang diberikan oleh reviewer. Setelah saya mengirimkan perbaikan, saya juga menghubungi chief editor kembali. Saya meberitahukan bahwa saya telah mengirimkan perbaikan. 

Untuk kasus perbaikan kecil (minor revision), sering kali perbaikan hanya sekali. Akan tetapi, jika perbaikan yang lumayan banyak (mayor revision), kemungkinan chief editor akan mengirimkan kembali perbaikan kita ke reviewer untuk dinilai kembali. Apabila masih ada yang kurang, kita harus memperbaiki kembali artikel tersebut. 

Artikel yang saya kirimkan memerlukan waktu selama 6 bulan. Artikel pertama sekali saya submit pada bulan Mei. Artikel diterima pada bulan November dan dimuat pada Desember. Proses ini harus dilewati dan dilakukan oleh pengelola jurnal yang baik. 

Jangan sesekali Anda tergiur dengan langkah yang instan mengirimkan artikel pada jurnal predator ataupun jurnal abal-abal. Dipastikan artikel tersebut tidak dapat dipakai untuk ajuan lektor kepala ataupun professor jika jurnal tersebut terindakasi pelanggaran kode etik ilmiah. Oleh karena itu, ikuti proses dari masing-masing pengelola jurnal. 

Bagi Anda yang baru dan menginginkan data terkait jurnal terindeks Scopus, silakan cari di Scimago Journal Ranking ataupun Scopus. Adapun tautannya silakan Anda klik pada tautan di bawah ini. 

Share:

Proposal Lengkap Penelitian Dosen Pemula Bidang Bahasa yang Didanai oleh Kemdikbudristek


Metafora dalam Bahasa Aceh pada Media Sosial Instagram: Potensi dan Ancaman Ujaran Kebencian di Ruang Publik 


Metode 

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data komentar warganet pada media sosial Instagram. Data diambil dari kolom komentar Instagram pada akun (1) @serambinews, (2) @haba_acehbarat, (3) @aceh.viral, dan (4) @acehworldtime. Keempat akun tersebut dipilih karena memiliki ribuan jumlah pengikut dan merupakan media sosial yang aktif memberikan informasi kepada pengguna Instagram. Data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama 4 bulan dan setiap komentar warganet akan dicatat setiap harinya.

Untuk memperoleh hasil analisis yang mendalam, teks kebahasaan tersebut dianalisis secara hermeneutik dan semantis (makna). Analisis secara hermeneutik dilakukan untuk menafsirkan teks agar lebih mendekati kebenaran universal dalam kehidupan sosial masyarakat [20]. Adapun analisis semantik digunakan karena kajian ini berusaha mengkaji distribusi kosa kata yang membentuk jaringan makna dan jaringan konseptual dalam sebuah medan semantik [21].

Teknik Penganalisisan Data

Penganalisisan data penelitian dilakukan dengan tahapan (1) menyalin komentar pengguna Instagram yang mengandung metafora (2) mengklasifikasikan jenis metafora dan fungsi tuturan, (3) membuat analisis, dan (4) penarikan simpulan. Klasifikasi ujaran kebencian disesuaikan dengan Tabel 1. Bentuk dan Tingkatan Ujaran Kebencian.

Tabel 1. Nama, Bidang Keahlian, Rincian Tugas, dan Alokasi Waktu



Gambar Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Proposal penelitian selengkapnya silakan klik di sini!


Share: