Pedoman Penulisan Fonetik Bahasa Aceh

Penulisan fonetik dalam bahasa Aceh terbagi menjadi vokal, vokal sengau, diftong, dan konsonan.

Kegigihan Sang Teuku Umar dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Bagi penggemar sejarah tentu anda akan tertarik untuk membaca buku ini, sebagaimana buku ini mengisahkan tentang berbagai peristiwa panglima aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan...

Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh

Harian Serambi Indonesia edisi, Jumat 16 Desember 2022 merilis berita dengan judul Mulai Dari Pemanfaatan Pangan Lokal Hingga Makna ‘Rateb Doda Idi’

Hermeneutika dan Positivisme Logis

Filsafat telah membawa perubahan yang begitu penting dalam dunia pendidikan.

Contoh Proposal Penelitian Dosen Pemula Bidang Bahasa yang Didanai oleh Kemdikbudristek


Bagi dosen, mendapatkan hibah penelitian dari kementerian merupakan hal yang sangat diharapkan. Ada ribuan dosen yang berkompetisi untuk memperoleh hibah tersebut. Pada postingan ini, saya akan membagikan prosal saya yang pernah didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2020 melalui Simlitabmas. Berikut ini cuplukan dari proposal penelitian. Untuk proposal penelitian terlampir pada bagian bawah.

Tangkapan layar catatan harian pada Simlitabmas



Metafora dalam Bahasa Aceh pada Media Sosial Instagram: Potensi dan Ancaman Ujaran Kebencian di Ruang Publik Penelitian Dosen Pemula

Ringkasan 
Metafora digunakan sebagai kiasan, persamaan, ataupun perbandingan terhadap kata maupun kelompok kata. Penggunaan metafora lazim digunakan oleh pengguna media sosial Instagram untuk memberikan komentar terhadap gambar ataupun video yang diposting oleh pengguna Instagram. Khususnya di Aceh, penggunaan bahasa Aceh dalam memberikan komentar pada Instagram lebih dominan digunakan karena memiliki nilai emosional yang tinggi. Penggunaan bahasa yang tidak terkontrol dapat melanggar dari surat edaran Kapolri tentang penanganan ujaran kebencian (hate speech). Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan metafora yang mengarah pada ujaran kebencian seperti, (1) penghinaan, (2) pencemaran nama baik, (3) penistaan, (4) perbuatan tidak menyenangkan, (5) memprovokasi, (6) menghasut, dan (7) menyebarkan berita bohong. Sumber data penelitian ini adalah komentar pengguna Instagram pada akun berita (1) @serambinews, (2) @haba_acehbarat, (3) @aceh.viral, dan (4) @acehworldtime. Keempat akun tersebut dipilih karena memiliki ribuan jumlah pengikut dan merupakan media sosial yang aktif memberikan informasi kepada pengguna Instagram. Teknik penganalisisan data dilakukan dengan tahapan (1) menyalin komentar pengguna Instagram yang mengandung metafora (2) mengklasifikasikan jenis metafora dan fungsi tuturan, (3) membuat analisis, dan (4) penarikan simpulan. Tingkat kesiapan teknologi (TKT) penelitian ini berada pada level 2 dengan target level 3. Hasil penelitian ini ditargetkan akan dimuat pada jurnal internasional bereputasi international Journal of Innovation, Creativity and Change ataupun jurnal nasional terindeks Sinta (2) Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra. Selain itu, penelitian ini akan dipresentasikan pada seminar nasional dengan luaran prosiding ber-ISBN.


LATAR BELAKANG 
Latar Belakang Masalah
Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan metafora dalam bahasa Aceh pada media sosial Instagram oleh para pengguna media sosial Instagram ataupun disebut Netizen (Internet + Citizen)[1] ataupun warganet (warga internet). Warganet sangat aktif memberikan komentar, baik berupa pendapat, kritikan, maupun saran terhadap postingan terkait foto ataupun video yang dibagikan akun Instagram media massa. Penggunaan bahasa yang tidak terkontrol, oleh pengguna Instagram cenderung berpotensi melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Hal itu disebabkan komentar yang diberikan oleh pengguna Instagram mengarah kepada (1) penghinaan, (2) pencemaran nama baik, (3) penistaan, (4) perbuatan tidak menyenangkan, (5) memprovokasi, (6) menghasut, ataupun (7) menyebarkan berita bohong [2].

... 

Untuk proposal lengkap silakan klik tautan di bawah ini. 

Rahmad Nuthihar
Share: