Pedoman Penulisan Fonetik Bahasa Aceh

Penulisan fonetik dalam bahasa Aceh terbagi menjadi vokal, vokal sengau, diftong, dan konsonan.

Kegigihan Sang Teuku Umar dalam Memperjuangkan Kemerdekaan

Bagi penggemar sejarah tentu anda akan tertarik untuk membaca buku ini, sebagaimana buku ini mengisahkan tentang berbagai peristiwa panglima aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan...

Kebangkitan Bahasa dan Sastra Aceh

Harian Serambi Indonesia edisi, Jumat 16 Desember 2022 merilis berita dengan judul Mulai Dari Pemanfaatan Pangan Lokal Hingga Makna ‘Rateb Doda Idi’

Hermeneutika dan Positivisme Logis

Filsafat telah membawa perubahan yang begitu penting dalam dunia pendidikan.

Masjid Cantik dengan Gaya Arsitektur Spanyol


Masjid Raya Al Mashun atau populer dengan nama Masjid Raya Medan. Biarpun dibangun pada tahun 1906 dan sudah berumur tua, namun masjid ini tetap terlihat cantik karena mengusung gaya arsitektur Spanyol. Dengan bentuk persegi delapan, dimana masing-masing sayap menghadap ke arah barat, utara, selatan, dan timur, masjid terindah yang ada di Medan ini menjadi saksi sejarah keberadaan Kesultanan Deli. 





Beautiful Mosque with Spanish Architectural Style
Masjid Raya Al Mashun or popularly known as Masjid Raya Medan. Even though it was built in 1906 and is old, this mosque still looks beautiful because it carries the Spanish architectural style. With an octagonal shape, where each wing faces west, north, south and east, the most beautiful mosque in Medan is a witness to the history of the Sultanate of Deli.

#mosque #Medan #classicmosque #beautifulmosque #religioustourism #masjid #Indonesia #masjidklasik #masjidindah #wisatareligi



Share:

Fakta Menarik Masjid Istiqlal




Hai sobat RN kali ini kita akan membahas 3 fakta menarik pada masjid istiqal. Sobat pasti kebanyakan sudah tahu. Akan tetapi, bagi yang belum mengetahuinya silakan ditonton sampai habis video ini!



1. Arti Nama Masjid Istiqlal
Dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara, nama Istiqlal ternyata juga memiliki makna mendalam. Masjid yang mulai dibangun pada 1961 ini merupakan bentuk rasa syukur bangsaa Indonesia setelah terbebas dari belenggu penjajahan. Untuk mencerminkan nama tersebut maka dipilihlah nama Istiqlal dari Bahasa Arab yang bermakna merdeka.

2. Arsiteknya Bukan Orang Islam
Sosok arsitek di balik megahnya masjid terbesar di Asia Tenggara ini adalah Friedrich Silaban. Yang menarik dari fakta nomor 3 ini, Silaban merupakan seorang Protestan yang berhasil memenangkan sayembara desain Masjid Istiqlal yang diberi nama Ketuhanan.

3. Lokasi Masjid
Penentuan lokasi Masjid Istiqlal dahulunya sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden-Wakil Presiden RI. Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran. Sementara itu, Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu di sekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung. Selain itu, ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit. Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda karena di seberangnya telah berdiri Gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.




>>>>>>
Hi RN friends, this time we will discuss 3 interesting facts about the Istiqal mosque. Most of you probably already know. However, for those who don't know, please watch this video until the end!

1. The meaning of the name of the Istiqlal Mosque
Known as one of the largest mosques in Southeast Asia, the name Istiqlal also has a deep meaning. The mosque, which was built in 1961, is a form of gratitude for the Indonesian nation after being freed from the shackles of colonialism. To reflect this name, the name Istiqlal was chosen from Arabic which means independence.

2. The architect is not Muslim
The architect behind the magnificence of the largest mosque in Southeast Asia is Friedrich Silaban. What's interesting about fact number 3 is that Silaban is a Protestant who won a design competition for the Istiqlal Mosque, which is named Ketuhanan.

3. Location of the Mosque
The determination of the location of the Istiqlal Mosque had previously caused debate between Bung Karno and Bung Hatta, who at that time served as President-Vice President of the Republic of Indonesia.
Bung Karno proposed a location above the former Dutch fort Frederick Hendrik with the Wilhelmina Park which was built by Governor General Van Den Bosch in 1834 between Officer Street, Banteng Field Street, Cathedral Street and Veterans Street. Meanwhile, Bung Hatta proposed that the location for the mosque to be located in the midst of his followers, namely on Jalan Thamrin, which at that time was surrounded by many villages. In addition, he also considered that the demolition of the Dutch fort would require a lot of funds. But in the end, President Soekarno decided to build on the land of the former Dutch fort, because opposite the Cathedral Church was already standing with the aim of showing the harmony and harmony of religious life in Indonesia.
Share: