Morfem, Morf, Alomorf, dan Formatif

Morfem, Morf, Alomorf, dan Formatif

Morfem adalah satuan-satuan bahasa terkecil yang bermakna yang bersifat arbiter, yang berarti hubungan bunyi dari suatu morfem dengan maknanya sama sekali bersifat konvesional, bukan berakar pada objek yang diwakilinya.
Akmajian dkk. (1984 : 58) menyatakan bahwa morfem adalah satuan terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna atau yang dapat dikenal.

             Menurut Bauer (1987 : 13-17), satuan-satuan dasar analisis yang dikenal daalm morfologi adalah morfem. Morfem dapat didefinisikan sebagai satuan minimal dari analisis gramatikal. Morfem adalah unsure abstrak dari analisis, dan apa yang sesungguhnya terjadi adalah dalam bentuk fonetis (atau ortografis) yang mewakili morfem. Apabila untaian fonetis (atau ortografis) yang merelisasikan morfem dapat dipilah-pilah, maka bagian-bagian itu diistilahkan morf. Dalam bentuk un.touch.able.s. Morf dapat didefinisikan sebagian bagian atau ruas dari bentuk kata yang mewakili suatu morfem tertentu.
            Alomorf adalah konsep dasar ketiga yang diperlukan untuk analisis morfologis. Varian morfem jamak ditentukan oleh leksem : ditentukan secara leksikal. Alomorf adalah anggota dari himpunan morf yang mewakili morfem khusus yang ditentukan secara fonetis, leksikal, atau gramatikal. Konsep formatif adalah konsep yang jauh lebih luas dari konsep-konsep lainnya.



Akar Kata, Stem, dan Basis
            Akar kata, stem, dan basis adalah istilah-istilah yang digunakan daalm literatur untuk menunjukkan bagian kata yang tersisa ketika semua afiks telah dikeluarkan. Akar kata adalah suatu bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut, apakah dalam kaitannya dengan morfologi derivasional maupun morfologi inflesional.
Akar kata adalah bagian suatu bentuk kata yang tersisa apabila semua afiks infleksional dan derivasional dibuang. Akar kata adalah bagian mendasar yang selalu hadir dalam suatu leksem. Basis adalah suatu bentuk yang kepadanya afiks ditambahkan afiks apa saja.

Infleksi dan Derivasi
Perbedaan antara infleksi dan derivasi adalah sebagai berikut:
1. Infleksi cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari sistem ketimbang afiks derivasional, sedangkan derivasi cenderung formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem ketimbang afiks derivasional.
2. Infleksi cenderung kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas, sedangkan derivasi cenderung bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
3. Infleksi digunakan untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah mengubah kelas kata, sedangkan derivasi digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas.


4. Infleksi merupakan kata-kata yang dibentuk melalui infleksi tidak termasuk kelas distribusi yang sama dengan anggota-anggota yang tidak diinflikasikan dari kelas yang sama, infleksi relevan secara sintaksis, sedangkan derivasi merupakan kata-kata yang dibentuk melalui derivasi termasuk kelas distribusi yang sama dengan anggota-anggota yang tidak diturunkan. Perubahan yang diakibatkan oleh derivasi relevan secara morfologis.
5. Paradigma infleksional cenderung dibatasi dengan baik, homogen dan menentukan kelas-kelas bentuk mayor, sedangkan paradigma derivasional cenderung tidak dibatasi dengan baik heterogen, dan hanya menentukan kata-kata tunggal.

Menurut Bickford dkk. (1997 : 17-18), morfologi sering dibagi kedalam dua kategori besar, yaitu morfologi derivasional dan morfologi infleksional.
Morfologi derivasional mengambil satu kata dan mengubahnya menjadi kata lain, yakni menciptakan entri-entri leksikal baru, sedangkan morfologi infleksional tidak mengubah satu kata menjadi kata yang lain dan tidak pernah mengubah kategori sintaksis, tetapi menghasilkan bentuk lain dari kata yang sama.

Ada tiga perbedaan penting lainnya antara infleksi dan derivasi. Perbedaan pertama menyangkut produktivitas, morfologi infleksional sangat produktif, sedangkan morfologis derivasional biasanya tidak produktif. Afiks derivasional sering tidak dapat digunakan bahkan pada kata-kata yang telah berada dalam bahasa itu selama berabad-abad.
Perbedaan lainnya bahwa afiks derivasional sering memiliki makna leksikal, sedangkan afiks infleksional biasanya memiliki makna gramatikal.

Perbedaan ketiga antara infleksi dan derivasi ialah bahwa infleksi biasanya disusun ke dalam suatu paradigma, sedangkan derivasi tidak.

Ada dua kategori gramatikal yang terdapat dalam paradigma ini,yaitu person (orang) dan jumlah.
Klasifikasi silang berbentuk dalam paradigma adalah cirri morfologi infleksional, bukan cirri morfologi derivasional. Morfologi derivasional mengelompokkan kata-kata ke dalam pasangan-pasangan, namun tidak pernah ke dalam himpunan uang lebih besar.  
Share:

0 komentar:

Post a Comment