FUNGSI DAN MAKNA ADVERBIA

FUNGSI DAN MAKNA ADVERBIA
Kata-kata Keterangan atau adverbia adalah kata –kata yang memberi keterangan tentang:
  1. Kata Kerja
  2. Kata Sifat
  3. Kata Keterangan
  4. Kata Bilangan
  5. Seluruh Kalimat
Kata keterangan secara tradisional dapat dibagi-bagi lagi atas beberapa macam berdasarkan artinya atau lebih baik berdasarkan fungsinya dalam kalimat, yaitu:
A.   Kata Keterangan Kualitatif (Adverbium Kualitatif)
Adalah Kata Keterangan yang menerangkan atau menjelaskan suasana atau situasi dari suatu perbuatan.
Contoh:    Ia berjalan perlahan-perlahan
                  Ia menyanyi lagu dengan suara nyaring
Biasanya Kata Keterangan ini dinyatakan dengan mempergunakan kata depan dengan + Kata Sifat. Jadi sudah tampak di sini bahwa Kata Keterangan itu bukan merupakan suatu jenis kata tetapi adalah suatu fungsi atau jabatan dari suatu kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat.

B.   Kata Keterangan Waktu (Adverbium Temporal)
Adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu: sekarang, nanti, kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan lain-lain.
Kata-kata seperti: sudah, telah, akan, sedang, tidak termasuk dalam keterangan waktu, sebab kata-kata tersebut tidak menunjukkan suatu bidang waktu berlangsungnya suatu tindakan, tetapi menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif.

C.   Kata Keterangan Tempat (Adverbium Lokatif)
Segala macam kata ini memberi penjelasan atas berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan dalam suatu ruang, seperti: di sini, di situ, di sana, ke mari, ke sana, di rumah, di Bandung, dari Jakarta dan sebagainya.
Dari contoh-contoh di atas tyang secara konvensional dianggap Kata Keterangan Tempat, jelas tampak bahwa golongan kata ini pun bukan suatu jenis kata, tetapi merupakan suatu kelompok kata yang menduduki suatu fungsi tertentu dalam kalimat. Keterangan Tempat yang dimaksudkan dalam Tatabahasa-tatabahasa lama terdiri dari dua bagian yaitu kata depan (di, ke, dari) dan kata benda atau kata ganti penunjuk.

D.   Kata Keterangan Cara (Keterangan Modalitas)
Modalitas, keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa atau sikap terhadap lawan bicaranya. Dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, keizinan.
Contoh modalitas mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, ingin dan seyogyanya.
Contoh kalimat yang berisi keterngan modalitas
·         Saya ingin membantu korban kebakaran.
Jenis – jenis modalitas
1)    Modalitas internasional. Modalitas yang menyatakan keinginan harapan, permintaan, atau juga ajakan.
2)    Modalitas epistemik. Modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan.
3)    Modalitas deontik. Modalitas yang menyatakan kemampuan.

Contoh  keempat macam modalitas .
1)    Yanti ingin menunaikan ibadah haji.
2)    Kalau hujan nenek pasti pulang
3)    Kalau boleh tinggal disini sampai besok
kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini subyektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara, bagaimana cara ia melihat persoalan tersebut. Pernyataan sikap pembicara atau tanggapan pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut dapat berupa:
  1. Kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya, bukan.
  2. Pengakuan : ya, benar, betul, malahan, sebenarnya.
  3. Kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan lain-lain.
  4. Keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.
  5. Ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya.
  6. Larangan : jangan.
  7. Keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.
E.    Kata Keterangan Aspek
Bila kata Keterangan Modalitas memberi penjelasan tentang tanggapan pembicara atas suatu peristiwa, maka Keterangan Aspek menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif, bahwa suatu peristiwa terjadi dengan sendirinya tanpa suatu pengaruh atau pandangan dari pembicara. Keterangan Aspek dapat dibagi-bagi lagi, antara lain:
  1. Aspek Inkoatif: menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya. Contoh: Saya pun berangkatlah.
  2. Aspek Duratif: keterangan aspek yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa tengah berlangsung: sedang, sementara.
  3. Aspek Perfektif: menyatakan bahwa suatu peristiwa telah mencapai titik penyelesaian: sudah, telah.
  4. Aspek Momental: menyatakan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu saat yang singkat.
  5. Aspek Repetitif: menyatakan bahwa suatu perbuatan terjadi berulang-ulang. Contoh: Ia memukul-mukul anak itu. Dalam kata ‘memukul-mukul ' terkandung aspek repetitif, yaitu perbuatan memukul itu terjadi berulang-ulang.
  6. Aspek Frekuentatif: menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi. Contoh: Dia sering ke mari.
  7. Aspek Habituatif: menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi karena suatu kebiasaan. Contoh: Ia biasa membaca koran di bawah pohon itu.
Catatan: Tidak ada keharusan bahwa keterangan aspek itu dinyatakan dengan jelas oleh suatu kata keterangan. Suatu kata kerja misalnya, dengan sendirinya sudah mengandung suatu aspek tertentu, atau hubungan kalimat tertentu akan menghasilkan suatu aspek tertentu pula.

F.    Kata Keterangan Derajat (Keterangan Kuantitatif)
Adalah keterangan yang menjelaskan derajat berlangsungnya suatu peristiwa atau jumlah dan banyaknya suatu tindakan dikerjakan: amat, hampir, kira-kira, sedikit, cukup, hanya, satu kali, dua kali, dan seterusnya.
G.   Kata Keterangan Alat (Keterangan Instrumental)
Adalah keterangan yang menjelaskan dengan alat apakah suatu proses itu berlangsung. Keterangan semacam ini biasanya dinyatakan oleh kata dengan + kata benda.
      Ia memukul anjing itu dengan tongkat.
      Anak itu meraih buah dengan galah.
H.   Keterangan Kesertaan (Keterangan Komitatif)
Adalah keterangan yang menyatakan pengikutsertaan seseorang dalam suatu perbuatan atau tindakan.
      Saya pergi ke pasar bersama ibu.

I.      Keterangan Syarat (Keterangan Kondisional)
Adalah keterangan yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi: jikalau, seandainya, jika, dan sebagainya.
J.    Keterangan Perlawanan (Keterangan Konsesif)
Adalah keterangan yang membantah sesuatu peristiwa yang telah dikatakan terlebih dahulu. Keterangan ini biasanya didahului oleh kata-kata meskipun, sungguhpun, biarpun, biar, meski, jika…sekalipun, biar… sekalipun.
K.Keterangan Sebab (Keterangan Kausal)
Adalah keterangan yang memberi keterangan mengapa sesuatu peristiwa dapat berlangsung. Kata-kata yang mnunjukkan keterangan sebab adalah: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, oleh karena itu, oleh karenanya, dan sebagainya.
K.   Keterangan Akibat (Keterangan Konsekuetif)
Adalah keterangan yang menjelaskan akibat yang terjadi karena suatu peristiwa atau pebuatan. Akibat adalah hasil dari suatu perbuatan yang tidak diharapkan atau yang tidak dengan sengaja dicapai, tetapi terjadi dalam hubungan sebab-akibat. Keterangan ini biasanya didahului oleh kata-kata: sehingga, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan lain-lain.
L.    Keterangan Tujuan (Keterangan Final)
Adalah keterangan yang menerangkan hasil atau tujuan dari suatu proses. tujuan itu pada hakekatnya adalah suatu akibat, tetapi akibat yang sengaja dicapai atau memang dikehendaki demikian. Kata-kata yang menyatakan keterangan tujuan adalah: supaya, agar, agar supaya, hendak, untuk, guna, buat.
M.   Keterangan Perbandingan (Keterangan Komparatif)
Adalah keterangan yang menjelaskan suatu perbuatan dengan mengadakan perbandingan suatu proses dengan proses lain, suatu keadaan dengan keadaan yang lain. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan perbandingan itu adalah: sebagai, seperti, seakan-akan, laksana, umpama, bagaikan.
N.   Keterangan Perwatasan
Adalah keterangan yang memberi penjelasan dalam hal-hal mana saja suatu proses berlangsung, dan mana yang tidak: kecuali, hanya.
Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam segala dungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan, (d) kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan (f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991).  Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat.
Kata keterangan dapat diketahui dari segi: (a) prilaku semantisnya, (b) prilaku sintaksisnya, (c) bentuknya (Alwi, et. al, 1998).
1)           Berdasarkan prilaku semantinya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Adverbia kualitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, kurang.
b. Adverbia kuantitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
c.  Adverbia limitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata, seperti hanya,
saja, dan sekadar termasuk contoh adverbia ini.
d.  Adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang tergolong dalam adverbia ini adalah selalu, sering, jarang, dan kadang-
kadang.
e.  Adverbia kewantuan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini, yaitu baru dan segera.
f.  Adverbia kecaraan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk, seperti
diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.
g.  Adverbia konstratif, yaitu adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.Yang termasuk adverbia konstratif adalah bahwa, malahan, dan justru.
h.  Adverbia keniscayaan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal/peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah niscaya, pasti, dan tentu.
2)   Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia dapat dilihat dari posisinya terhadap kata atau kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia dalam kalimat, yaitu sebagai berikut.
a.  Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan
Contoh:
Adiknya lebih tinggi daripada si Hendra.
Jurang itu sangat curam.

b.  Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Cantik nian kekasihnya
Pakaiannya bagus sekali.

c.  Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Mobil itu amat mahal.
Kami segera pergi ke sekolah.

d.  Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Saya hanya makan beberapa potong roti.
Saya yakin bukan dia yang mengambil uang itu.

3)     Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia gabungan (Alwi, et. al, 1998)
a.  Adverbia tunggal
1)    Adverbia dasar
Contoh: Baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa.

2)    Adverbia berafiks
Contoh: sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, biasanya, rupanya.

3)    Adverbia bereduplikasi
Contoh:
Diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, tinggi-tinggi.

b.  Adverbia gabungan,
yaitu adverbia yang terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak berdampingan.

1)    Adverbia berdampingan
Contoh: lagi pula, hanya saja, hampir selalu.
2)    Adverbia tidak berdampingan
Contoh
Hanya…….saja dalam ‘Kami hanya membaca saja.’
Sangat……sekali dalam ‘Wajahnya sangat cantik sekali.’
Share:

7 komentar:

  1. Ada sumber daftar pustakanya kah?
    Klo ada tlong email ke neal_nden@yahoo.com... Saya membutuhkan untuk skripsi ,,, mohon bantuannya yaa

    ReplyDelete
  2. saya masih kurang paham dengan perbedaan antara deiksis tempat dengan keterangan tempat dan deiksis waktu dengan keterangan waktu... mohon penjelasannya...

    ReplyDelete
  3. Mbak... Judul buku yang jadi referensi mabk apa???
    Mohon bantuannya, lagi butuh juga jadi referensi skripsi...
    Thanks.

    ReplyDelete
  4. haduuuh, bikin blog tp gak ad keterangan asal usul lamannya dr mana, sangat di sayangkan sekali T.T

    ReplyDelete
  5. Jika Anda jeli, bacalah dengan seksama di sana sudah ada rujukan. Lagian tulisan ini sudah diposting dari tahun berapa? Ini tugas kuliah saya yang saya komparasi dari berbagai sumber.

    ReplyDelete
  6. Dapat tugas di suruh nyari adverbia banyak banget ternyatašŸ˜µ

    ReplyDelete
  7. Dapat tugas di suruh nyari adverbia banyak banget ternyatašŸ˜µ

    ReplyDelete