FUNGSI DAN
MAKNA ADVERBIA
Kata-kata Keterangan atau adverbia adalah kata –kata yang
memberi keterangan tentang:
- Kata Kerja
- Kata Sifat
- Kata Keterangan
- Kata Bilangan
- Seluruh Kalimat
Kata keterangan secara tradisional dapat dibagi-bagi lagi
atas beberapa macam berdasarkan artinya atau lebih baik berdasarkan fungsinya
dalam kalimat, yaitu:
A.
Kata Keterangan
Kualitatif (Adverbium Kualitatif)
Adalah Kata Keterangan yang menerangkan atau menjelaskan
suasana atau situasi dari suatu perbuatan.
Contoh: Ia berjalan perlahan-perlahan
Ia menyanyi lagu dengan suara nyaring
Biasanya Kata Keterangan ini dinyatakan dengan
mempergunakan kata depan dengan + Kata Sifat. Jadi sudah tampak di sini
bahwa Kata Keterangan itu bukan merupakan suatu jenis kata tetapi adalah suatu
fungsi atau jabatan dari suatu kata atau kelompok kata dalam sebuah kalimat.
B.
Kata Keterangan
Waktu (Adverbium Temporal)
Adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan
berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu: sekarang, nanti,
kemarin, kemudian, sesudah itu, lusa, sebelum, minggu depan, bulan depan, dan
lain-lain.
Kata-kata seperti: sudah, telah, akan, sedang, tidak
termasuk dalam keterangan waktu, sebab kata-kata tersebut tidak menunjukkan
suatu bidang waktu berlangsungnya suatu tindakan, tetapi menunjukkan
berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif.
C.
Kata Keterangan
Tempat (Adverbium Lokatif)
Segala macam kata ini memberi penjelasan atas
berlangsungnya suatu peristiwa atau perbuatan dalam suatu ruang,
seperti: di sini, di situ, di sana, ke mari, ke sana, di rumah, di Bandung,
dari Jakarta dan sebagainya.
Dari contoh-contoh di atas tyang secara konvensional
dianggap Kata Keterangan Tempat, jelas tampak bahwa golongan kata ini pun bukan
suatu jenis kata, tetapi merupakan suatu kelompok kata yang menduduki suatu
fungsi tertentu dalam kalimat. Keterangan Tempat yang dimaksudkan dalam
Tatabahasa-tatabahasa lama terdiri dari dua bagian yaitu kata depan (di, ke,
dari) dan kata benda atau kata ganti penunjuk.
D.
Kata Keterangan
Cara (Keterangan Modalitas)
Modalitas, keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara
terhadap hal yang dibicarakan, mengenai perbuatan, keadaan, peristiwa atau
sikap terhadap lawan bicaranya. Dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan,
keizinan.
Contoh modalitas mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu,
pasti, boleh, mau, ingin dan seyogyanya.
Contoh kalimat yang berisi keterngan modalitas
·
Saya ingin membantu korban kebakaran.
Jenis – jenis modalitas
1)
Modalitas internasional. Modalitas yang
menyatakan keinginan harapan, permintaan, atau juga ajakan.
2)
Modalitas epistemik. Modalitas yang
menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan.
3)
Modalitas deontik. Modalitas yang
menyatakan kemampuan.
Contoh keempat macam modalitas .
1)
Yanti ingin menunaikan ibadah haji.
2)
Kalau hujan nenek pasti pulang
3)
Kalau boleh tinggal disini sampai besok
kata-kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena
tanggapan si pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut. Dalam hal ini
subyektivitas lebih ditonjolkan. Keterangan ini menunjukkan sikap pembicara,
bagaimana cara ia melihat persoalan tersebut. Pernyataan sikap pembicara atau
tanggapan pembicara atas berlangsungnya peristiwa tersebut dapat berupa:
- Kepastian : memang, niscaya, pasti, sungguh, tentu, tidak, bukannya, bukan.
- Pengakuan : ya, benar, betul, malahan, sebenarnya.
- Kesangsian : agaknya, barangkali, entah, mungkin, rasanya, rupanya, dan lain-lain.
- Keinginan : moga-moga, mudah-mudahan.
- Ajakan : baik, mari, hendaknya, kiranya.
- Larangan : jangan.
- Keheranan : masakan, mustahil, mana boleh.
E.
Kata Keterangan
Aspek
Bila kata Keterangan Modalitas memberi penjelasan tentang
tanggapan pembicara atas suatu peristiwa, maka Keterangan Aspek menjelaskan
berlangsungnya suatu peristiwa secara obyektif, bahwa suatu peristiwa terjadi
dengan sendirinya tanpa suatu pengaruh atau pandangan dari pembicara.
Keterangan Aspek dapat dibagi-bagi lagi, antara lain:
- Aspek Inkoatif: menunjukkan suatu peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya. Contoh: Saya pun berangkatlah.
- Aspek Duratif: keterangan aspek yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa tengah berlangsung: sedang, sementara.
- Aspek Perfektif: menyatakan bahwa suatu peristiwa telah mencapai titik penyelesaian: sudah, telah.
- Aspek Momental: menyatakan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu saat yang singkat.
- Aspek Repetitif: menyatakan bahwa suatu perbuatan terjadi berulang-ulang. Contoh: Ia memukul-mukul anak itu. Dalam kata ‘memukul-mukul ' terkandung aspek repetitif, yaitu perbuatan memukul itu terjadi berulang-ulang.
- Aspek Frekuentatif: menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi. Contoh: Dia sering ke mari.
- Aspek Habituatif: menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi karena suatu kebiasaan. Contoh: Ia biasa membaca koran di bawah pohon itu.
Catatan: Tidak ada
keharusan bahwa keterangan aspek itu dinyatakan dengan jelas oleh suatu kata
keterangan. Suatu kata kerja misalnya, dengan sendirinya sudah mengandung suatu
aspek tertentu, atau hubungan kalimat tertentu akan menghasilkan suatu aspek
tertentu pula.
F.
Kata Keterangan
Derajat (Keterangan Kuantitatif)
Adalah keterangan yang menjelaskan derajat berlangsungnya
suatu peristiwa atau jumlah dan banyaknya suatu tindakan dikerjakan: amat,
hampir, kira-kira, sedikit, cukup, hanya, satu kali, dua kali, dan
seterusnya.
G.
Kata Keterangan
Alat (Keterangan Instrumental)
Adalah keterangan yang menjelaskan dengan alat apakah
suatu proses itu berlangsung. Keterangan semacam ini biasanya dinyatakan oleh
kata dengan + kata benda.
Ia memukul
anjing itu dengan tongkat.
Anak itu
meraih buah dengan galah.
H.
Keterangan
Kesertaan (Keterangan Komitatif)
Adalah keterangan yang menyatakan pengikutsertaan
seseorang dalam suatu perbuatan atau tindakan.
Saya pergi ke pasar bersama ibu.
I.
Keterangan
Syarat (Keterangan Kondisional)
Adalah keterangan yang menerangkan terjadinya suatu
proses di bawah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi: jikalau,
seandainya, jika, dan sebagainya.
J. Keterangan
Perlawanan (Keterangan Konsesif)
Adalah keterangan yang membantah sesuatu peristiwa yang
telah dikatakan terlebih dahulu. Keterangan ini biasanya didahului oleh
kata-kata meskipun, sungguhpun, biarpun, biar, meski, jika…sekalipun, biar…
sekalipun.
K.Keterangan Sebab
(Keterangan Kausal)
Adalah keterangan yang memberi keterangan mengapa sesuatu peristiwa dapat
berlangsung. Kata-kata yang mnunjukkan keterangan sebab adalah: sebab,
karena, oleh karena, oleh sebab, oleh karena itu, oleh karenanya,
dan sebagainya.
K. Keterangan Akibat (Keterangan Konsekuetif)
Adalah keterangan yang menjelaskan akibat yang terjadi karena suatu
peristiwa atau pebuatan. Akibat adalah hasil dari suatu
perbuatan yang tidak diharapkan atau yang tidak dengan sengaja dicapai, tetapi
terjadi dalam hubungan sebab-akibat. Keterangan ini biasanya didahului oleh
kata-kata: sehingga, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan
lain-lain.
L. Keterangan Tujuan (Keterangan Final)
Adalah keterangan yang menerangkan hasil atau tujuan dari suatu proses. tujuan itu pada
hakekatnya adalah suatu akibat, tetapi akibat yang sengaja dicapai atau memang
dikehendaki demikian. Kata-kata yang menyatakan keterangan tujuan adalah: supaya,
agar, agar supaya, hendak, untuk, guna, buat.
M. Keterangan Perbandingan (Keterangan Komparatif)
Adalah keterangan yang menjelaskan suatu perbuatan dengan mengadakan
perbandingan suatu proses dengan proses lain, suatu keadaan dengan keadaan yang
lain. Kata-kata yang dipakai untuk menyatakan perbandingan itu adalah: sebagai,
seperti, seakan-akan, laksana, umpama, bagaikan.
N. Keterangan Perwatasan
Adalah keterangan yang memberi penjelasan dalam hal-hal mana saja suatu
proses berlangsung, dan mana yang tidak: kecuali, hanya.
Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi
adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis (Kridalaksana,
1994). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam segala
dungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan, (d)
kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu,
dan (f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991).
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan
adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat,
atau kalimat.
Kata keterangan
dapat diketahui dari segi: (a) prilaku semantisnya, (b) prilaku sintaksisnya,
(c) bentuknya (Alwi, et. al, 1998).
1)
Berdasarkan prilaku
semantinya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai
berikut.
a. Adverbia
kualitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata
seperti paling, sangat, lebih, kurang.
b. Adverbia
kuantitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit,
kira-kira, dan cukup.
c. Adverbia
limitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
pembatasan. Kata-kata, seperti hanya,
saja, dan sekadar termasuk contoh
adverbia ini.
d. Adverbia
frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu.
Kata-kata yang tergolong dalam adverbia ini adalah selalu, sering, jarang, dan
kadang-
kadang.
e. Adverbia
kewantuan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk
adverbia ini, yaitu baru dan segera.
f. Adverbia
kecaraan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau
terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk, seperti
diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.
g. Adverbia
konstratif, yaitu adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna
kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.Yang termasuk adverbia konstratif
adalah bahwa, malahan, dan justru.
h. Adverbia
keniscayaan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan
dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal/peristiwa yang
dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah niscaya,
pasti, dan tentu.
2) Berdasarkan perilaku
sintaksisnya, adverbia dapat dilihat dari posisinya terhadap kata atau kalimat
yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat
dibedakan empat macam posisi adverbia dalam kalimat, yaitu sebagai berikut.
a. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan
Contoh:
Adiknya lebih
tinggi daripada si Hendra.
Jurang itu sangat
curam.
b. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Cantik nian
kekasihnya
Pakaiannya bagus sekali.
c. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Mobil itu amat mahal.
Kami segera pergi
ke sekolah.
d. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
Contoh:
Saya hanya makan
beberapa potong roti.
Saya yakin bukan
dia yang mengambil uang itu.
3) Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan
adverbia gabungan (Alwi, et. al, 1998)
a. Adverbia tunggal
1) Adverbia dasar
Contoh: Baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu,
senantiasa.
2) Adverbia berafiks
Contoh: sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, biasanya, rupanya.
3) Adverbia bereduplikasi
Contoh:
Diam-diam, lekas-lekas,
pelan-pelan, tinggi-tinggi.
b. Adverbia
gabungan,
yaitu adverbia yang
terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang
merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak
berdampingan.
1) Adverbia berdampingan
Contoh: lagi pula, hanya saja, hampir selalu.
2) Adverbia tidak berdampingan
Contoh
Hanya…….saja dalam ‘Kami
hanya membaca saja.’
Sangat……sekali dalam
‘Wajahnya sangat cantik sekali.’
Ada sumber daftar pustakanya kah?
ReplyDeleteKlo ada tlong email ke neal_nden@yahoo.com... Saya membutuhkan untuk skripsi ,,, mohon bantuannya yaa
saya masih kurang paham dengan perbedaan antara deiksis tempat dengan keterangan tempat dan deiksis waktu dengan keterangan waktu... mohon penjelasannya...
ReplyDeleteMbak... Judul buku yang jadi referensi mabk apa???
ReplyDeleteMohon bantuannya, lagi butuh juga jadi referensi skripsi...
Thanks.
haduuuh, bikin blog tp gak ad keterangan asal usul lamannya dr mana, sangat di sayangkan sekali T.T
ReplyDeleteJika Anda jeli, bacalah dengan seksama di sana sudah ada rujukan. Lagian tulisan ini sudah diposting dari tahun berapa? Ini tugas kuliah saya yang saya komparasi dari berbagai sumber.
ReplyDeleteDapat tugas di suruh nyari adverbia banyak banget ternyatašµ
ReplyDeleteDapat tugas di suruh nyari adverbia banyak banget ternyatašµ
ReplyDelete